Bunda2 yang mungkin sedang menantikan buah hati atau sedang merancang
program kehamilan bersama pasangan...aq mo berbagi info tentang penyebab
sulitnya terjadi kehamilan yang disebabkan oleh faktor suami. kenapa aq
bikin thread ini? Karena selama ini aq banyak mendengar keluhan para
wanita yang sudah menikah selama berbulan atau bahkan bertahun2 dan
belum dikaruniai kehamilan, menjadi sasaran cemoohan keluarga bahkan
lingkungannya. wanita yang tidak dapat 'dihamili' dituduh dan dituding
mandul.
Namun, benarkah kehamilan yang tidak terjadi itu penyebabnya hanya
karena wanita? apa para istri yakin bahwa suami2 mereka 100% subur? ini
saatnya para istri juga mempertanyakan penyebab sulitnya kehamilan
terjadi bukan hanya dari sisinya saja tapi juga dari sisi suami.
jika suami dan istri mau dan 'rela' menyingkirkan segala ego dan
mengakui: "ternyata memang saya yang kurang subur" lalu mengambil
langkah2 tepat lewat bimbingan medis, aq yakin segala ikhtiar akan
segera membuahkan hasil. tinggal memasrahkan segala ketentuan dan
keputusan akhir dari ikhtiar itu pada Yang Maha Kuasa.
*ini merupakan refleksi kekecewaanku pada salah seorang teman yang sudah
bertahun2 menikah dan belum dikaruniai keturunan. ia sangat ingin
menjalani program kehamilan melalui jalur medis namun sang suami tidak
pernah mau diajak berkonsultasi ke dokter. akhirnya, sang istri hanya
dapat memendam kekecewaan bertahun2....*
sperma akan sukses membuahi jika memenuhi syarat berikut:
1. Jumlah Sperma
Cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi sewaktu senggama
disebut cairan semen. Volume normal cairan semen sekitar 2-5 ml. Cairan
semen ini berwarna putih mutiara dan berbau khas langu dengan pH 7-8.
volume cairan semen dianggap rendah secara abnormal jika kurang dari
1,5 ml. Volume semen melebihi 5 ml juga dianggap abnormal.
sperm-countDalam cairan semen inilah jumlah spermatozoa merupakan
penentu keberhasilan memperoleh keturunan. Yang normal, jumlah
spermatozoanya sekitar 20 juta/ml. Pada pria ditemukan kasus spermatozoa
yang kurang (oligozoospermia) atau bahkan tak ditemukan sel sperma
sama sekali (azoospermia).
Kecuali sel-sel spermatozoa, dalam cairan semen ini terdapat zat-zat
lain yang berasal dari kelenjar-kelenjar sekitar reproduksi pria.
Zat-zat itu berfungsi menyuplai makanan dan mempertahankan kualitas
spermatozoa sehingga bisa bertahan hidup sampai masuk ke dalam saluran
reproduksi wanita.
2. Kelainan Bentuk (Morfologi)
Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala,
tubuh, dan ekor. Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor
akan mempengaruhi pergerakan sperma. Ini tentu saja akan mempersulit
sel sperma mencapai sel telur.
3. Pergerakan Lemah
Untuk mencapai sel telur, sel sperma harus mampu melakukan perjalanan
panjang. Ini pun menjadi penentu terjadinya pembuahan. Jumlah sel
sperma yang cukup, jika tak dibarengi pergerakan yang normal, membuat
sel sperma tak akan mencapai sel telur. Sebaliknya, kendati jumlahnya
sedikit namun pergerakannya cepat, bisa mencapai sel telur.
Kasus lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap dijumpai.
Adakalanya malah spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan spermatozoa
dibagi dalam 4 kategori:
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di tempat)
d. Tak bergerak.
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a
lebih besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau sama
dengan 50%.
Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai
arahnya masing-masing. Dalam keadaan tertentu, spermatozoa abnormal
bergerombol, berikatan satu sama lain, dan tak bergerak. Keadaan
tersebut dikatakan terjadi aglutinasi. Aglutinasi dapat terjadi karena
terjadi kelainan imunologis di mana sel telur menolak sel sperma.
4. Cairan Semen Terlalu Kental
Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit
bergerak. Pembuahan pun jadi sulit karena sel sperma tak berhasil
mencapai sel telur. Pada kasus normal, saat diejakulasikan, cairan
semen dalam bentuk yang kental akan mencair (liquifaksi) antara 15-60
menit.
5. Saluran Tersumbat
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran
yang sangat halus. Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma
tak bisa keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan. Bisa
juga karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga
menyuburkan kehidupan virus atau bakteri.
6. Kerusakan Testis
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti
gondongan, gonorrhea, sifilis, dan sebagainya. Untuk diketahui, testis
merupakan pabrik sperma. Dengan demikian kesehatannya harus dijaga.
Soalnya, testis yang sehat akan menghasilkan sperma yang baik secara
kualitas dan kuantitas.
Testis ini sangat sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh
faktor-faktor luar. Jika testis terganggu, produksi sperma bisa
terganggu. Mungkin saat berhubungan, pria tetap mengeluarkan sperma.
Hanya saja tanpa sel sperma (azoospermia).