Setidaknya ada tujuh permasalahan yang sering ditanyakan terkait
penggunaan suplemen bagi kesehatan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Bagaimana cara terbaik menyimpan suplemen vitamin dan mineral?
Cahaya,
kelembaban, dan panas yang berlebihan dapat mengurangi efektivitas
suplemen vitamin dan mineral. Jadi, tempat terbaik untuk menyimpannya
adalah di tempat yang kering dan sejuk, misalnya di lemari obat dan meja
di samping tempat tidur.
Jangan simpan suplemen di dalam lemari
es. Ketika dikeluarkan dari lemari es ke tempat bersuhu ruang, akan
terjadi kondensasi di dalam botol.
Meski demikian, ada beberapa
jenis suplemen nonvitamin yang sebaiknya disimpan di dalam kulkas.
Karena itu, sebaiknya Anda selalu membaca label di botol kemasan. Juga,
jangan lupa untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa.
2. Haruskah suplemen yang kedaluwarsa dibuang?
Tanggal
kedaluwarsa dibuat tentu ada maksudnya. Tanggal tersebut menunjukkan
kapan vitamin atau suplemen tidak lagi efektif. Anda dilarang
mengonsumsinya jika telah melewati tanggal kedaluwarsa. Jika vitamin
ternyata sudah kedaluwarsa, padahal tersisa banyak, Anda harus
membuangnya. Karena itu, sebaiknya Anda membeli dalam jumlah yang lebih
sedikit.
3. Apa yang dimaksud "daily value"?
Daily value menunjukkan persentase nutrisi tertentu dalam makanan, didasarkan pada pola makan 2.000 kalori. Daily value
memberi gambaran kontribusi nutrisi tertentu pada pola makan
sehari-hari, 5 persen atau kurang dianggap rendah untuk nutrisi tertentu
dan 20 persen atau lebih adalah tinggi.
4. Apa perbedaan antara multivitamin untuk pria dan perempuan?
Menurut
Davir Kiefer, MD, dari Universitas Arizona, seperti dikutip WebMD,
perbedaan utama adalah pada kadar zat besi. Perempuan belum menopause
membutuhkan zat besi lebih banyak daripada pria karena kehilangan banyak
zat besi ketika menstruasi. Setelah menopause, zat besi pria dan
perempuan memiliki kadar yang sama. Selain itu, setelah menopause,
perempuan membutuhkan lebih banyak kalsium daripada pria untuk kekuatan
tulang.
5. Dapatkah penyakit menyebabkan defisiensi vitamin atau mineral?
Ya. Kondisi seperti penyakit crohn dan
kolitis, yang menyebabkan radang kronis di usus besar, dapat mengganggu
penyerapan sejumlah vitamin atau mineral, sehingga menyebabkan
defisiensi. Kecanduan alkohol tingkat parah juga bisa menyebabkan
defisiensi, terutama vitamin B dan magnesium. Ketidakseimbangan jumlah
bakteri baik, yang bertugas memecah makanan, juga dapat menyebabkan
seseorang kekurangan vitamin atau mineral.
6. Haruskah saya khawatir dengan kelebihan asupan vitamin?
Zaman
sekarang, segala sesuatu yang memungkinkan untuk ditambah, pasti akan
ditambah, termasuk vitamin dan mineral. Mulai dari air mineral dalam
botol hingga jus jeruk. Kedengarannya ide itu memudahkan Anda mencukupi
asupan vitamin dan mineral harian. Lalu, apakah Anda berisiko bila
terlalu banyak mengasup nutrisi penting tersebut? Iya, apalagi jika Anda
mengasupnya dalam dosis besar. Terlalu banyak vitamin C, misalnya,
ditandai rasa mual, diare, dan kram perut. Terlalu banyak selenium
menyebabkan rambut rontok, kelelahan, dan kerusakan saraf ringan.
Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa mereka mengasup terlalu banyak
vitamin dan mineral. Karena itu, ada baiknya minum suplemen vitamin dan
mineral sesuai dosis yang tertera pada kemasan atau anjuran dokter.
7. Apa indikasi bahwa saya kekurangan salah satu vitamin atau mineral penting?
Kekurangan
vitamin atau mineral biasanya akan menunjukkan gejala, misalnya cepat
lelah, kulit pucat, kuku atau rambut rusak, diare, daya ingat lemah,
atau kekebalan tubuh menurun. Tentu saja, kekurangan vitamin atau
mineral harus dalam kondisi sangat ekstrem sampai dapat menimbulkan
gejala. Jika Anda khawatir kekurangan salah satu vitamin atau mineral,
ada baiknya berkonsultasi ke dokter. Tes bisa dilakukan untuk mengukur
kadar vitamin atau mineral penting, seperti vitamin D, vitamin B12, atau
zat besi.
Source : http://health.kompas.com/read/2012/06/23/11002253/Pertanyaan.Populer.Seputar.Suplemen.