Paradoks Pengobatan Pasien di Rumah Sakit Indonesia

Ahir tahun 2011 diberitakan bahwa Ibu Negara Presiden SBY dirawat di Rumah Sakit di Jakarta.
Hari ini tanggal 15.06.2012 diberitakan bahwa Ibu Negara SBY akan berangkat ke AS untuk dirawat disana. Katanya Ibu Negara harus di operasi.Apakah ini ada hubungannya dengan pengobatan di ahir tahun 2011.

Berita seperti ini mengherankan, karena dulu juga Mantan Presiden Suharto , Habibie juga di operasi diluar negeri yaitu di Jerman. Juga beberapa penjabat tinggi banyak dirawat di RS di Jerman atau di AS.

Ini sangat mengherankan karena kalau seseorang dokter spesialis dari luar negeri yang ingin menyumbangkan tenaganya di Indonesia ditolak dengan alasan bahwa dokter spesialis di Indonesia sudah cukup banyak dan Rumah Sakit di Indonesia sudah modern sehingga warga Indonesia tidak perlu keluar negeri untuk berobat disana.

Penulis sendiri yang pernah mengunjungi beberapa Rumah Sakit di Indonesia menilai bahwa di Rumah Sakit di Indonesia masih banyak kekurangan dalam cara pengobatan Pasien. Standar perawatan , cara pengobatan Pasien di Rumah Sakit masih sangat dibawah Standar di Jerman atau AS , apalagi di Rumah Sakit Pemerintah.

Terutama keseriusan , pertanggung jawaban seorang dokter dalam memeriksa atau mengobati Pasien masih sangat kurang. Di satu Rumah Sakit tertulis komplet dengan dokter dokter Spesialis , tetapi kalau ada masyalah dengan satu Pasiennya sukar untuk ditemui, karena mereka bekerja dibeberapa Rumah Sakit dan Praktek diluar .

Biarpun oleh beberapa dokter terkemuka seperti Prof.Sjamsuhidayat, Prof.Aryono , Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc.,Ph.D. dinyatakan bahwa Indonesia masih membutuhkan dokter spesialis dan menyarankan agar dokter dokter asing dipermudah untuk bekerja di Indonesia , tetap sajah tidak ada perubahan untuk mengregulasi peminat dokter spesialis yang mau kerja di Indonesia.

Memang ada peraturan yang membolehkan dokter asing bekerja di Rumah Sakit, tetapi ada persyaratannya , dimana persyaratan ini yang menyusahkan pemberian izin bekerja disana.

Penulis yang kehilangan dua adik karena salah Diagnose ,pernah menawarkan diri tampa bayaran untuk membantu dokter dokter muda dalam bidang Bedah Umum ( Visceral) dan Traumatolog, tidak mendapat respons yang positif.

Bagi Rakyat bawahan , Rakyat kecil yang untuk makan sajah sudah susah , kalau sakit hanya bisa menyerahkan nasibnya kepada Tuhan.

sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/06/15/paradoksi-tentang-pengobatan-pasien-di-indonesia/

Artikel Lainnya :