Gaya hidup seseorang bisa mempengaruhi panjang pendeknya usia. Sebuah
studi mengungkapkan, kebiasaan baik dan gaya hidup sehat terbukti bisa
membuat hidup lebih lama. Gaya hidup wanita Asia, khususnya di China,
cenderung sehat sehingga bisa menikmati hidup lebih lama.
Sebuah studi dikutip dari laman The Star Online,
yakin bahwa ini menjadi penelitian pertama yang menguji pengaruh
multiplier kebiasaan baik terhadap mortalitas pada wanita Asia.
Hasilnya, wanita China dengan banyak kebiasaan
sehat cenderung hidup lebih lama daripada rekan-rekan senegaranya dengan
gaya hidup kurang sehat.
Penelitian yang dipimpin oleh Sarah Nechuta dari
Vanderbilt University di Amerika Serikat ini menggunakan data dari Women
Shanghai’s Health Study, yang mengumpulkan informasi tentang lebih dari
71.000 wanita berusia 40 hingga 70 tahun pada 1996 dan 2000, yang bebas
rokok, bebas alkohol dan bergaya hidup sehat.
Skor tersebut didasarkan pada lima faktor
diketahui terkait dengan kematian, berat badan, rasio pinggang terhadap
pinggul, durasi olahraga, paparan polusi, dan konsumsi buah-buahan dan
sayuran. Kebiasaan lebih sehat seorang wanita, memberikan skor semakin
tinggi, sementara mereka yang menjalani hidup tak sehat mendapat skor
lebih rendah.
Para wanita dalam penelitian itu diamati selama
sekitar sembilan tahun, yang di antaranya 2.860 dari mereka meninggal
dunia (sebanyak 1.351 karena kanker dan 775 akibat penyakit
kardiovaskuler).
Dalam studi yang diterbitkan oleh Public Library
Of Science (PloS), para wanita yang meninggal rata-rata memiliki bobot
berlebih. Kelebihan berat badan atau obesitas pada wanita terjadi karena
tidak teratur berolahraga, dan kurang makan buah dan sayur.
“Kabar baiknya adalah banyak dari faktor ini dapat
ditingkatkan dengan motivasi individu untuk mengubah perilaku tidak
sehat,” kata Wei Zheng, rekan penulis studi dan direktur pusat
epidemiologi di Vanderbilt.
Misalnya, akan mudah bagi wanita di China atau di
tempat lain di Asia untuk meningkatkan pengeluaran energi dengan pergi
ke kantor atau beraktivitas dengan berjalan kaki setiap hari atau sering
bergabung dan mengikuti latihan senam kebugaran dan makan lebih banyak
buah dan sayur.
Selain itu, wanita yang meninggal rata-rata juga
banyak dipengaruhi paparan asap rokok dari pasangan. Peneliti studi ini
juga menemukan, paparan asap rokok bisa memperpendek usia pasangan
mereka. “Lingkungan yang dipenuhi asap tembakau juga menjadi masalah
besar bagi wanita yang tinggal di negara-negara Asia, mengingat
tingginya prevalensi merokok di antara pria Asia,” kata studi tersebut.
“Perubahan dalam eksposur rokok suami bisa dimulai
dengan meningkatnya kesadaran baik dari wanita dan suami mereka tentang
pengaruh kesehatan yang merugikan dari asap rokok,” katanya.
Dengan berfokus pada wanita China, penelitian dari
beberapa studi juga telah meneliti dampak gabungan dari faktor gaya
hidup pada kematian. Dari studi ini diketahui, kebiasaan dan gaya hidup
wanita di China lebih baik daripada wanita di negara barat. Gaya hidup
sehat ini memberikan wanita Asia bonus untuk hidup lebih lama, karena
kebanyakan mereka pada umumnya tidak banyak yang merokok dan mengonsumsi
alkohol.